Taka ada
pembuka yang paling baik selain daripada puji dan rasa syukur kehadirat Allah
SWT. berkatNya-lah kita bisa merasakan berbagai macam nikmat dengan
diberikannya akal sebagai kendali kehidupan. Tak lupa shalawat serta salam
semoga tetap Allah SWT curahlimpahkan kepada manusia cerdas yang berpengaruh
besar dalam peradaban dunia, yakni Nabi Muhammad SAW, bukan hanya seorang
rasul, lebihnya beliau adalah leader, umara, yang membawa masyarakat arab pada
saat itu menjadi masyarakat yang modern dalam pemikiran dan madani dalam
bermasyarakat. Hal ini akan selalu ditulis dalam setiap
artikel untuk mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah yang
juga telah mengutus Nabi Muhammad SAW sebagai prototype manusia ideal.
Dalam
kehidupan ini, tentu kita senantiasa beraktifitas dari pagi hari mungkin sampai
malam hari, dengan berbagai macam tugas yang kadang tak selesai dikerjakan,
kemudian dibawa pulang. Begitulah kiranya selama lima atau enam hari dalam
seminggu. Kadang lelah dan tak jarang merasa jenuh dengan rutinitas yang begitu
saja. Apalagi orang-orang yang bekerja di kota besar, tak cukup menghabiskan
waktunya untuk bekerja, waktu juga habis di perjalanan pulang dan pergi. Belum
lagi sampai rumah atau kost-an dibebani dengan berbagai macam pekerjaan rumah
yang juga harus diselesaikan.
Dengan
kondisi seperti itu, kita acapkali merasa kelelahan bahkan bingung untuk
mengatur waktu dan prioritas, karena kita anggap semuanya penting apalagi yang
berhubungan dengan pekerjaan, bisnis, sekolah dan kegiatan lainnya sudah pasti
waktu bersama keluarga semakin sedikit, belum lagi perihal ibadah yang sering
kita sampingkan dengan berbagai macam alasan yang dipandang logis, ketika
shubuh sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat kerja, ketika dzuhur tiba, tak
sempat shalat karena habis oleh waktu makan siang dan bersantai ria sebelum
kembali bekerja, atau mungkin ashar ketika pulang dari pekerjaan atau sekolah,
maghrib yang masih terjebak di jalan, atau isya yang terlewat karena terlampau
lelah. Apakah kita akan hidup seperti itu? Apakah kita pernah menyadari bahwa
ada orang yang lebih sibuk dalam mengisi waktunya sebagai seorang pemimpin,
sebagai seorang pebisnis bahkan pendakwah?
Beliaulah
Rasulullah SAW, figur yang berperan sebagai pemimpin pemerintahan waktu itu,
sebagai pebisnis pula, juga tugas utamanya sebagai penyampai risalah. Namun
kehidupannya sangat teratur, jangankan untuk meninggalkan amalan wajib, sunnah
pun tidak pernah terlewat. Ya, benar, pasti kita selalu mencari dalih “Jangan
samakan manusia zaman sekarang dengan rasul, dong! Jelas-jelas beda”. Betul,
tetapi apakah kita akan berdiam diri saja sementara ada sesuatu yang bisa
diusahakan? Atau mungkin kita akan menyerah dengan keadaan hidup seperti ini,
jenuh nan membosankan dengan berbagai macam tugas dan rutinitas yang tak
kunjung usai? Sementara Allah SWT sudah menurunkan Al Quran sebagai (hudan)
dalam QS Al Baqarah ayat 2, yang berarti petunjuk yang jelas, juga disebutkan
dalam potongan QS. An Nahl ayat 89:
Betul sekali, (tibyanan) yakni
sesuatu yang komprehensif. Maka, ada solusi tentang kepengaturan waktu atau
rutinitas yang bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat pada
QS. Al Insyirah bisa kita ambil benang merah dari ayat ini, sebagai
kepengaturan hidup kita sehari-hari.
Artinya:
1.
Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?
2.
Dan kami telah meringkankanmu; bebanmu
3.
Yang memberatkan punggungmu
4.
Dan Kami telah angkat namamu
5.
Maka sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6.
Sungguh, sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7.
Maka apabila engkau telah selesai (dengan satu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh (urusan) lain.
8.
Dan hanya kepada Rabb-mu lah engkau berharap.
Dari ayat
ini ada beberapa rumus untuk mengatur kehidupan kita berupa rasa lelah, susah
mengatur waktu, dan lain sebagainya. Bisa kita rincikan kedalam beberapa poin
dibawah ini:
1. Niatkan Sesuatu Lillah
Innamal
a’malu binniyaat. Begitulah hadits yang populer di kalangan
masyarakat. Tegas dalam hadits ini menyatakan bahwa pondasi dari segala
perbuatan kita adalah adanya sebuah intention. Bila kita meniatkan
segala sesuatu itu hanya untuk Allah SWT semata, artinya kita sudah melepaskan
diri dari segala penilaian makhluk, ketika itu juga secara tidak langsung
membuat segala aktivitas kita lebih lepas untuk dilakukan. Tak ada beban dari
makhluk karena kita sendiri sudah melepaskannya dan menyandarkan segala
sesuatunya hanya kepada Allah SWT semata. Hal ini bisa kita lakukan ketika
hendak beraktivitas dengan mengucapkan bismillahirrahmaanirrahiim. Maka
lepaslah semua beban makhluk dan duniawi.
2. Sadari bahwa setiap manusia punya
aktivitas, bahkan ada yang lebih berat dari kita
Kita ketahui
bersama, bahwa di dunia ini tidak ada yang tidak pernah melakukan aktivitas.
Maka yakinlah bahwa ada aktivitas diluaran sana yang dikerjakan lebih berat
dari apa yang sedang dilakukan. Penanaman ini pula mengajarkan kita untuk
selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki hari ini.
3. Yakin terhadap ayat ke 5 dan 6 surah Al
Insyirah.
Dalam ayat
ke 5 dan 6 jelas diungkapkan bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan, sungguh
telah kuat dengan adanya kalimat “Inna” yang memiliki makna ta’kid
atau penegasan, terlebih diulang dalam dua ayat yang berdampingan. Allah SWT
ingin menyampaikan pesan bahwa ketika kita sedang dirundung kesedihan dan
kesulitan dalam melakukan aktivitas, maka di sisi lain akan selalu ada
kemudahan yang didapatkan. Satu contoh ketika terkena macet saat dalam perjalanan
ke kantor atau sekolah sementara ada hal yang mesti dilakukan sebelum waktu
kerja dimulai, kita sudah menghitungnya dengan hitungan makhluk, yakinlah bahwa
Allah SWT sedang menyiapkan kemudahan kita di sekolah, ternyata dengan macetnya
kita di perjalanan, kita bisa menyelesaikan perkara itu dengan mudah sebelum
pekerjaan dimulai. Begitulah rahasia Allah SWT dalam mencintai hambaNya.
4. Atur jadwal kegiatan dengan rumus ayat 7
Setelah
merutinkan hal-hal diatas, kita tidak boleh lupa bahwa di ayat ke 7 dijelaskan
sudah ada pola kita dalam mengatur kegiatan sehari-hari. Hal itu bisa kita
terapkan dengan menyusun jadwal sepadat mungkin dengan mematok setiap kegiatan
dengan waktu shalat. Selalu jadikan aktivitas kita adalah selingan dalam
menunggu waktu shalat. Bukan melakukan hal yang sebaliknya, shalat dijadikan
sebagai waktu selingan dari setiap pekerjaan kita.
Demikian
beberapa poin yang bisa kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari dalam
beraktivitas, segala hal mesti dibiasakan dan dinikmati prosesnya. Karena amal
baik pun harus dibiasakan dan tidak bisa menunggu kondisi hati, ketika sedang mood
maka beramal baik, jika tidak mood maka berhenti melakukan amal baik.
Salam Olahrasa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar